Tag Archives: jazz music

Ardhito Pramono dan Kahitna Mengakhiri The Papandayan Jazz Fest 2023 dengan Gemilang

Bandung, 30 Oktober 2023 – The Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2023 ditutup dengan gemilang bersama penampilan tak terlupakan dari Ardhito Pramono dan legenda musik Indonesia, Kahitna feat Arsy Widianto.

Dalam penyelenggaraan tahun ini, TPJF menghadirkan enam panggung utama, termasuk Cimanuk Ballroom, Mirten Lounge, TP Stage, Tropical Garden, dan HB Grill Garden. Hari kedua dimulai dengan semaraknya program Music Clinic oleh Barry Likumahuwa, dengan materi “Rhythm & Groove”, diikuti oleh penampilan memukau dari pemenang ketiga The Papandayan International Online Jazz Competition (TPJC), One Rhythm Surabaya di panggung Cimanuk.

Panggung outdoor di HB Grill Garden tak kalah seru, dengan penampilan meriah dari Harra band asal Bandung, memainkan genre city pop era 1970-an dan 1980-an, di antaranya lagu “Jelajah Rasa” yang memikat para penonton.

Di panggung para maestro jazz, Mirten Lounge menghadirkan penampilan gemilang dari Gerald Situmorang & Abraham Song, Oele Pattiselano Jazz Era, Dwiki Darmawan Quitet feat Ivan Nestorman, serta penganugerahan penghargaan Lifetime Achievement Award untuk Idang Rasjidi. Penghargaan ini menjadi penghormatan istimewa dari TP Jazz kepada almarhum, yang tidak hanya dikenal sebagai musisi, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari keluarga besar TP Jazz. Idang Rasjidi memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan TP Jazz dan musik jazz di kota Bandung.

Barry Likumahuwa & The Rhythm Service tak kalah mengguncang panggung Suagi Grand Ballroom dengan penampilan energik yang disertai dengan saksofonis asal Bandung, Kenneth t Djaja. Mereka membuktikan bahwa jazz adalah genre yang tak mengenal batasan usia dan tetap bisa memikat seluruh generasi. Selain musik instrumental, Barry cs juga memukau penonton dengan vokal yang luar biasa dalam lagu-lagu seperti “Esok kan Masih Ada,” “So In Love,” hingga “Kau.”

Ardhito Pramono, penyanyi dan penulis lagu muda berbakat, menyusul dengan penampilan memukau setelah Barry Likumahuwa & The Rhythm Service. Vokalnya yang khas dan lagu-lagu penuh emosi berhasil menyentuh hati para penonton.

Panggung selanjutnya dikuasai oleh salah satu ikon musik Indonesia, Kahitna feat Arsy Widianto. Grup yang telah mengukir sejarah di dunia musik Indonesia dengan lagu-lagu abadi ini membawa suasana nostalgia dan kenangan manis bagi para penonton. Dengan aransemen musik khas dan vokal yang memukau, Kahitna berhasil mengajak semua orang untuk bernostalgia sejenak.

Penampilan spektakuler dari Ardhito Pramono dan Kahitna di TPJF 2023 adalah bukti kuat bahwa musik mereka tetap relevan dan dicintai oleh berbagai generasi. Para penggemar dari segala usia dapat menikmati penampilan penuh gairah dan makna dari keduanya.

“Bersama The Papandayan Jazz Fest 2023, kami berhasil memberikan pengalaman musik yang luar biasa bagi pecinta jazz di seluruh Indonesia. Kami bangga dapat mengakhiri acara ini dengan penampilan mengesankan dari Ardhito Pramono dan Kahitna. Semoga TPJF terus menjadi panggung bagi keindahan musik jazz,” ujar Bobby Renaldi, Pendiri TPJF.

Penutupan yang begitu luar biasa ini meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir. Antusiasme dan semangat para penonton mencerminkan betapa pentingnya festival ini dalam memperkaya dan memperluas apresiasi terhadap musik jazz di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut tentang The Papandayan Jazz Fest dan acara mendatang, kunjungi www.tpjazzfest.com atau ikuti social media @tpjazzfest.

Karimata Obati Rindu Para Penggemarnya di The Papandayan Jazz Fest 2023 Hari Pertama

Bandung, 28 Oktober 2023 – The Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2023 telah resmi dimulai, dengan ratusan penonton memadati area festival sejak pukul 13.00. Acara dimulai dengan penuh semangat bersama Music Clinic yang dipimpin oleh Sri Hanuraga di panggung TP Stage. Para peserta diajak untuk mendalami lebih dalam dasar-dasar jazz, strategi membangun solo yang memukau, dan pola latihan yang komprehensif.

TPJF tahun ini menampilkan enam panggung utama, termasuk Cimanuk Ballroom, Mirten Lounge, TP Stage, Tropical Garden, dan HB Grill Garden. Pada Panggung Mirten Lounge, Pianis Robert Mulyarahardja membuka acara dengan penampilan yang memukau. Sementara di panggung HB Grill Garden, Song bersaudara – Kelapa Muda, pemenang pertama The Papandayan International Online Jazz Competition 2021, menyajikan penampilan yang tak kalah menarik.

Tidak hanya itu, panggung Tropical Garden juga menampilkan Aneka Nada Selekta, duo DJ yang memutar beragam lagu nostalgia dengan suara mengalun dari perangkat audio dan piringan hitam. Mereka memainkan genre musik Disco, Rare Groove, dan City Pop di tengah-tengah pepohonan rindang dan air terjun, menciptakan suasana santai yang dilengkapi dengan bean bag untuk para pengunjung.

Suasana semakin meriah di sore hari dengan penampilan istimewa dari Special Project KSP x Wachdach di Suagi Grand Ballroom. Kolaborasi unik antara KSP dan Wachdach, dua band legendaris asal Bandung sejak tahun 1978, menghadirkan 24 musisi bersatu dalam satu panggung.

KSP X WACHDACH TPJF 2023 1

Tentu saja, penampilan yang paling dinantikan adalah dari legenda jazz Indonesia, Karimata. Mereka tampil dengan gemilang, membawa penonton dalam pengalaman musik yang luar biasa. Candra Darusman bersinar bersama Aminoto Kosin, Budhi Haryono, Indro Harjodikoro, Dony Koeswinarno, dan Kharis. Grup ini juga menghadirkan kolaborasi istimewa dengan musisi asal Bandung, Agis Kania, dan Eq Puradiredja yang membawakan lagu “Hari ini Milik Kita”. Penampilan memukau ini membuat penonton terbuai oleh alunan lagu jazz Karimata, termasuk hits seperti “Relief” dan “Cinderamata”.

Hari pertama TPJF ditutup dengan penampilan mengagumkan dari Maliq & D’Essentials. Ballroom Suagi dipenuhi oleh para penggemar yang menyanyikan lagu-lagu hits seperti Senja Teduh Pelita, Dia, Memori, dan lainnya bersama Angga cs selama satu jam penuh.

TPJF hari pertama juga menampilkan sejumlah musisi hebat seperti Art of Tree, Bintang Indrianto Project, Kevin Yosua, Aneka Nada Selekta, Sri Hanuraga trio, Shhibuea & Sshhocial Klabb, Teza Sumendra Feat Faye Risakota, dan penampilan istimewa dari Sekolah Tinggi Musik Bandung.

Tentang The Papandayan Jazz Fest

The Papandayan Jazz Fest merupakan perayaan tahunan musik jazz yang diselenggarakan di Hotel The Papandayan Bandung . Sejak awal penyelenggaraannya di tahun 2015, festival ini berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya musik jazz yang kaya, sambil memberikan wadah bagi para seniman muda maupun yang berpengalaman untuk memamerkan talenta mereka. Dengan campuran yang dinamis antara pertunjukan, lokakarya, dan sesi interaktif, The Papandayan Jazz Fest menawarkan pengalaman unik bagi para penggemar musik dari berbagai tingkatan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.tpjazzfest.com

Komitmen dan Konsistensi The Papandayan Jazz Fest dalam Membangun Ekosistem Musik Jazz di Bandung

Bandung, 17 Oktober 2023 –The Papandayan Jazz Fest (TPJF) telah memasuki tahun ke-8 penyelenggaraannya,tahun ini TPJF akan diselenggarakan pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2023,di The Papandayan Hotel Bandung.

Para pecinta musik akan dapat menyaksikan penampilan dari 200 musisi, 50 artis dalam negeri, dalam lebih dari 50 pertunjukan, antara lain musisi yang akan tampil adalah Barry Likumahuwa & The Rhythm Service, Karimata, Ardhito Pramono, Kahitna feat Arsy Widianto, Dwiki Dharmawan, KSP x Wachdach (special project), Gerald Situmorang, Sarah n’ Soul, art Of Tree, Teza Sumendra, Oele Patiselano, dan banyak lagi.

TPJF lahir dari semangat untuk memajukan dan mengangkat musik jazz di Bandung. Di awal pendiriannya TPJF di inisiasi oleh Bobby Renaldi, Harry Pocang dan Vence Manuhutu yang tergabung dalam TP Jazz Management yang memiliki dedikasi tinggi terhadap musik jazz, dengan tujuan menciptakan wadah bagi para musisi jazz lokal untuk berkarya dan berkolaborasi, sehingga mendorong terbentuklah sebuah ekosistem musik yang baik sekaligus turut memajukan industri musik tanah air khususnya di Bandung hingga tingkat internasional.

The Papandayan Jazz Fest juga mengedepankan pendidikan di dalam komunitasnya dengan menyajikan Music Clinic di setiap festivalnya. Tahun ini, Music Clinic diisi oleh pemateri Sri Hanuraga dan Barry Likumahua dengan tema“Basic Jazz Vocabulary” dan “Rhythm & Groove”. Melalui workshop dan kelas musik, festival ini bekerjasama dengan beberapa sekolah dan universitas jurusan seni musik dengan menfasiltasi murid-murid danparamahasiswanya untuk dapat mengikuti materi music clinic secara gratis, sekaligusmemberikan kesempatan bagi masyarakat umum yang memiliki ketertarikan mempelajari lebih dalam lagitentang musik jazz dan mengembangkan keterampilan mereka.

Komitmen dan konsistensi TP Jazz Management diwujudkan melalui perwujudan program penampilan music mingguan TP Jazz Weekend, program konser music tri-wulan Road to TPJF, program tahunan TP Jazz International Online Competition serta pemanfaatan panggung music berkualitas tinggi yaitu TP Stage hingga program pesta music jazz tahunan The Papandayan Jazz Fest dalam membangun komunitas musik jazz di Bandung telah menjadi tonggak penting dalam perkembangan musik jazz di kota ini.  Selain itu dalam setiap penyelenggaraannya,  TPJF memberikan penghargaan bagi para musisi jazz yang telah berjasa besar pada pengembangan music jazz di tanah air. Festival ini memberikan apresiasi penghargaan ‘LifetimeAchievement Award’ bagi tokoh-tokoh musisi yang telah memiliki peran dankontribusi besar dalam perkembangan musik di tanah air khususnya musik Jazz.

TPJF 2023 juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, sepertiberkolabrasi beberapa komunitas kreatifseperti : Titik Kumpul,Musik Halaman,Ruang Putih, dan USBP,bahkan TPJF juga berkolaborasi dengan para pengusaha alat musik seperti Tiga Negeri Music House, dan pelaku industri musik lainnya, kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong perkembangan industri kreatif khususnya sub sektor musik di kota Bandung.

Dengan menyelenggarakan acara secara rutin, The Papandayan Jazz Fest juga dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi kota Bandung. Hotel, restoran, dan berbagai usaha kecil, salah satunya dengan memfasilitasi para pelaku UMKM di kota Bandung untuk berpartisipasi mengisistand/booth yang telah disiapkan oleh TPJF agar semua pihak dapat  turut merasakan manfaat dari kunjungan ribuan penggemar musik yang datang untuk menikmati festival.

The Papandayan Jazz Fest telah menunjukkan komitmennya dengan mengadakan festival secara rutin setiap tahunnya. Hal ini memberikan prediktabilitas bagi para pecinta jazz di Bandung dan menciptakan momentum yang selalu dinantikan.

Diselenggarakannya kembali The Papandayan Jazz Festival 2023 yang ke-8 inimembuktikan bahwa musik jazz memiliki tempat yang kuat di hati masyarakat Bandung. The Papandayan Jazz Fest bukan sekadar festival, tetapi juga merupakan gerbong penting dalam mempertahankan dan mengembangkan kualitas dan industri musik jazz di Indonesia, khususnya di Bandung.

 

The Papandayan Jazz Fest 2023 Suarakan Edukasi dan Inspirasi

Bandung, 28 Oktober 2023 — The Papandayan Jazz Fest 2023 tidak sekadar menghadirkan pertunjukan musik, tetapi juga memiliki komitmen terhadap pendidikan musik! Selama dua hari penyelenggaraannya, TPJF dibuka setiap harinya dengan program Music Clinic yang dipersembahkan oleh para musisi jazz terkemuka. Pada kali ini, Music Clinic dipimpin oleh Sri Hanuraga pada hari pertama dan Barry Likumahuwa pada hari kedua, yang membawakan materi bertajuk “Basic Jazz Vocabulary” & “Rhythm & Groove”. Bertempat di TP Stage Hotel The Papandayan, terlihat sejumlah mahasiswa musik turut memeriahkan sesi coaching clinic yang sarat informasi ini.

Dalam sesi yang dipimpin oleh Sri Hanuraga, para peserta diajak untuk lebih mendalami dasar-dasar jazz, strategi untuk membangun solo yang memukau, serta pola latihan yang komprehensif. Materi yang disajikan memberikan wawasan berharga tentang esensi musik jazz, memberikan pengetahuan praktis, dan memotivasi peserta untuk meningkatkan kualitas perjalanan musik mereka.

Sri Hanuraga Music Clinic TPJF

Berbeda dengan Sri Hanuraga, Barry Likumahuwa, seorang bassist, membawakan materi Rhythm & Groove yang menjelaskan bagaimana bass merupakan instrumen dasar yang memegang peran penting. Ia menyoroti bagaimana bass dapat dieksplorasi secara percussive, harmoni, dan melodi sambil mempraktikkan beberapa notasi kepada para peserta.

Music CIlinic Barry Likumahuwa TPJF

Music Clinic telah menjadi program tetap dan khas di TPJF, Bobby Renaldi Founder TP Jazz mengatakan “Tidak hanya sebuah program, Music Clinic adalah fondasi kuat dari komitmen mendalam manajemen TP Jazz terhadap pendidikan musik. Hal ini menjadi bukti nyata akan keinginan kami untuk membentuk ekosistem musik yang kokoh dan berkelanjutan di kota Bandung.”

Seiring berjalannya festival, para pengunjung dapat menantikan berbagai rangkaian acara, termasuk pertunjukan, pasar jazz, taman vynil, dan kolaborasi menarik yang dijamin akan memikat para pecinta jazz dari segala lapisan masyarakat.

 

Tentang The Papandayan Jazz Fest

The Papandayan Jazz Fest merupakan perayaan tahunan musik jazz yang diselenggarakan di Hotel The Papandayan Bandung . Sejak awal penyelenggaraannya di tahun 2015, festival ini berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya musik jazz yang kaya, sambil memberikan wadah bagi para seniman muda maupun yang berpengalaman untuk memamerkan talenta mereka. Dengan campuran yang dinamis antara pertunjukan, lokakarya, dan sesi interaktif, The Papandayan Jazz Fest menawarkan pengalaman unik bagi para penggemar musik dari berbagai tingkatan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.tpjazzfest.com

Delapan Peserta Lolos ke Tahap Final TPJF International Online Jazz Competition

Bandung, 19 November 2021 – Proses penjurian babak semifinal TPJF International Online Jazz Competition telah selesai dilaksanakan secara offline pada 18 November 2021.  Berlokasi di Ballroom Cimanuk, Hotel The Papandayan Bandung, 8 peserta berhasil lolos ke babak terakhir kompetisi.

Dewan juri yang terdiri dari Dwiki Dharmawan, Eq Puradireja, Venche Manuhutu dan seniman senior Bandung, Hari Pochang hadir di Ballroom Cimanuk, sedangkan Ben Van Gelder hadir melalui aplikasi konferensi video  untuk bersama-sama memberikan penilaiannya kepada 16 semifinalis yang sudah mengirimkan video lagu bebas sebagai syarat untuk melaju ke babak selanjutnya.

Sedikit berbeda dari tahap penyisihan, selain dilaksanakan secara offline penjurian kali ini seluruh peserta diundang melalui aplikasi konferensi video untuk menyaksikan penjurian dan berinteraksi langsung dengan para dewan juri dalam memberikan komentar dan pendapatnya atas penampilan mereka di tahap ini.

Pengemasan pertunjukan yang apik, komposisi, konsep musik yang kreatip, dan elemen-elemen kejutan hampir ada pada sebagian besar penampilan peserta membuat para Juri cukup merasa kesulitan dan dibuat “pusing” dalam memberikan penilaian kepada 16 peserta yang banyak diantaranya didukung oleh pendidikan musik dari sekolah musik bergengsi tanah air dan luar negeri.

Seperti komentar Dwiki Dharmawan untuk peserta trio asal Jakarta Empty dalam membawakan lagu Black Hole Sun dari band asal Amerika Serikat Soundgarden, menurutnya “Tidak banyak musisi harmonika saat ini di Indonesia, konsep musik kalian membawa warna yang berbeda dari peserta lain, very well concepted, dan tasteful!”

Berbeda dari Dwiki, Venche Manuhutu terharu dengan penampilan N.A.D Project, trio asal Bandung yang digawangi oleh Nadine Anisa, pianist berusia 15 tahun dan peserta termuda di kompetisi ini. Menurutnya kerja keras Nadine dalam belajar dan berlatih piano sejak kecil kini membuahkan hasil, Nadine mampu leading the band, artikulasi dan improvisasi sangat jelas dan very skillful! Eq Puradiredja menambahkan agar menjadikan skill bermusiknya sebagai karir di masa depan.

N.A.D PROJECT

N.A.D PROJECT

Berikut nama peserta yang lolos untuk masuk ke tahap semifinal dengan urutan berdasarkan nilai akumulasi tertinggi, Kelapa Muda, Rit Xu Group, Empty, GBK, Rocket House, , East Side Sextet, Little Hope, dan N.A.D Project.

Selanjutnya para peserta akan memasuki tahap final yang akan dimulai dari tanggal 20 November 2021 dengan ketentuan 8 finalis harus mengirimkan video 1 ciptaan sendiri yang diaransemen jazz. Penjurian final akan dilaksanakan secara offline di The Papandayan pada tanggal 11 December 2021, dimana para juri akan menentukan pemenang TPJF International Online Jazz Competition 2021.

International Jazz Competition adalah kompetisi band jazz yang dilaksanakan secara virtual menggunakan platform Zoom conference dan social media untuk menemukan talenta jazz baru dan membantu mengenalkan musisi jazz baru Indonesia.

Kompetisi ini merupakan rangkaian acara Road to TPJF 2021 yang terdiri dari 3 babak, yaitu penyisihan, semifinal dan grand final. Di babak pamungkas ini, akan dipilih 4 band terbaik (Juara 1, Juara 2, Juara 3 dan Juara Favorit) yang diumumkan pada saat TPJF 2021 di bulan Desember.

Selain berkesempatan tampil di TPJF 2021, pemenang juga akan memperebutkan total grand prize 80 juta Rupiah. Untuk TPJF 2021, acara akan berlangsung live dari Grand Studio Metro TV selama 2 hari berturut-turut dan dimeriahkan oleh banyak musisi lintas genre dan generasi.

Check TPJF Participant video performance here

SASAR KAUM MILENIAL RAN SUKSES GOYANG THE PAPANDAYAN JAZZ FEST 2018 DI HARI KEDUA

RAN

Bandung, 6 Oktober 2018 – Hajatan music tahunan Hotel The Papandayan memasuki hari kedua dan keseruan The Papandayan Jazz Fest 2018 semakin terasa dengan line up musisi – musisi lintas genre yang tampil disetiap jamnya.

The Papandayan Jazz fest yang disenggarakan ke empat kalinya di Hotel The Papandayan Bandung memasuki hari kedua pada jumat, 5 oktober 2018. Tak kalah dari kemeriahan di hari pertama yang ditutup oleh penampilan Gugun Blues Shelter, di hari kedua ini festival tak sepi dari berbagai macam bunyi, tetabuhan, tiupan flute, terompet, petikan gitar dan bass, dan tentunya nyanyian-nyanyian para penonton yang kerap menyanyi bersama.

Hari kedua dimulai di Tropical garden dengan penampilan dari 57 kustik, Blue Ocean project dan Big Chord, lalu dilanjut di Mirten Lounge oleh D’Jazz Music School, Sandi Winarta, Nadine The Accoustic Trio dam Dion Subiyakto FT. Margi Segers. Jika di tropical garden dan mirten lounge para musisi menyajikan music jazz yang kental, beda hal di HB Grill Garden, pada pukul 3 sore ada Little Lute band asal bandung dengan aliran musik folknya dilanjutkan oleh Nayra Dharma dan Ary Juliant.

Little Lute

 

Empat penampil special seperti Dwiki Dharmawan, 4 Bassist yang digawangi oleh Barry Likumahua tampil di TP Stage pada pukul 5 sore sampai dengan jam 7 malam. Dilanjut ke panggung Suagi Ballroom oleh KSP yang menyajikan penampilan untuk bernostalgia dan bergoyang bersama dengan lagu-lagu era 90an, dan keseruan band pop RAN menjadi magnet luar biasa bagi kaum milenial.

KSP

DWIKI DHARMAWAN

Band yang terdiri dari Rayi pada vokal dan rap, Asta pada gitar dan Nino pada vokal sukses goyang The Papandayan Jazz Fest 2018 yang hari itu penontonnya didominasi oleh penonton muda. Pengaturan venue ballroom yang semula duduk untuk penonton diajak berdiri dan mendekat ke panggung oleh Rayi agar lebih intimate, histeria pun tak terhindari saat jarak penonton dan RAN hanya terhalangi oleh sound.

RAN

RAN membawakan 10 lagu selama 1 jam dari 5 album mereka diantara lain “Pandangan Pertama”, “Sepeda”, ”Dekat Di Hati”, “Salamku untuk Kekasihmu yang Baru” dan “Selamat Pagi”.

The Papandayan Jazz Fest memasuki hari terakhir di tanggal 6 oktober 2018 dengan penampilan dari Isyana Sarasvati, Elfas’s Singer, Curly & Me, Dhira Bongs, Agis Kania, Prass, Sri Hanuraga Trio dan Yuri Mahatma

The Papandayan Jazz Fest juga menghadirkan 14 local booth di Pasar Jazz sebagai bentuk support The Papandayan kepada produk lokal, adapun local booth yang dapat anda kunjungi adalah Enka Art, Iffer, Sangkuriang, De’sound, Xusha, Elvira Miranda, Ariga.co, Ananda Collection, AZZA handmade, Rayleigh, Zafira hijab bandung, Testa, Cluclo dan Mojoworking.

Info dan reservasi klik www.thepapandayan.com/jazz-festival atau hubungi Uma – 0818 0999 7081.

Isyana Sarasvati Tutup The Papandayan Jazz Fest 2018

 

Isyana Sarasvati

Bandung, 7 Oktober 2018 – Perhelatan musik The Papandayan Jazz Fest tahun ke 4 di hari ketiga ini sungguh spektakuler. Di hari terakhir ini The Papandayan Jazz Fest dimeriahkan oleh 8 musisi -musisi lintas genre yang berbakat. Seperti diketahui event yang rutin diselenggarakan hotel The Papandayan ini hadir selama 3 hari berturut-turut dan dihari pertama dan kedua kemarin menorehkan kesuksesan yang luar biasa.

Setelah kemarin asik bergoyang lewat lagu-lagu yang dibawakan RAN, di hari terakhir ini tentunya The Papandayan Jazz Fest semakin seru dan meriah. Selain cuaca yang sangat bagus, line up musisi hari ini sudah dinanti-nanti oleh para pecinta musik yang hadir. Bahkan sebelum performance jam 2 dimulai banyak penonton yang sudah berdatangan ke The Papandayan Jazz 2018

 

Curly & Me

Dhira Bongs

Ary Juliyant

Prass

Tropical Garden menjadi venue pertama kali ini, penampilan Curly & Me yang bergenre folk sukses menarik perhatian para penonton yang datang. Lagu yang mereka bawakan serta gaya bermusik mereka seakan membawa penonton kembali ke tahun 50an. Tidak sampai disitu Dhira Bongs juga tampil di Tropical Garden, yang membawakan lagu berjudul “Ice Cream” yang sangat menyenangkan di dengar. Dilanjutkan dengan penampilan Ary Juliyant yang asik dengan lagu “Kopi Mulai Dingin” yang dibawakan sambil meneguk kopi. Dan tidak ketinggalan penampilan dari Prass.

Agis Kania

Sri Hanuraga Trio

Yuri Mahatma

Berpindah ke venue kedua yaitu Mirten Lounge, hadir Agis Kania yang membawakan lagu-lagu original dari albumnya. Lagu-lagu bergenre black yang dibawakan Agis seakan menghipnotis para penonton yang hadir. Sri Hanuraga Trio juga tampil dengan membawakan musik yang terinspirasi dari Kalimantan. Di hari terakhir musisi jazz asal Bali, Yuri Mahatma juga turut memeriahkan The Papandayan Jazz Fest melalui penampilannya di TP Stage.

Elfas Singers

Pukul 8 Malam Suagi Grand Ballroom sudah dipenuhi para penonton, Elfas Singers tampil membuka clocing ceremony The Papandayan Jazz Fest. Penampilan mereka malam hari ini sungguh mengagumkan, bahkan di lagu terakhir yang berjudul “Pesta” tampak penonton ikut menyanyi sambil bergoyang bersama.

Penyerahan Penghargaan Kepada Om Yongky

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari bapak Bobby Renaldi selaku General Manager The Papandayan serta om Vence Manuhutu dan Kang Hari Pocang selaku kurator TP Jazz. Pada malam ini juga diberikan penghargaan kepada musisi jazz legendaris Indonesia, om Yongky.

Isyana Sarasvati

Rangkaian The Papandayan Jazz Fest ditutup dengan tepukan dan riuh penonton menyambut penampilan dari Isyana Sarasvati. Isyana dengan pakaian bernuansa hitam tampil selama 1 jam dengan membawakan lagu diantaranya “Echo“, “MAD”, “Keep Being You”, “Kau adalah”, “Winter Song”, dan “Tetap dalam Jiwa”.

The Papandayan bersama Media Grup sukses menyelenggarakan The Papandayan Jazz Fest selama 3 hari berturut-turut dengan sangat spektakuler. Sampai jumpa digelaran The Papandayan Jazz Fest 2019!

Info seputar The Papandayan Jazz Fest dapat anda ikuti di www.thepapandayan.com dan follow social media kami di Facebook The Papandayan dan Instagram @thepapandayan dan @tpjazzbandung.

Gugun Blues Shelter Hentak Hari Pertama The Papandayan Jazz Fest 2018

Bandung, 4 Oktober 2018 – The Papandayan kembali menyelenggarakan gelaran jazz tahun ke 4 dengan nama baru “The Papandayan Jazz Fest – Have Fun Go Jazz”. The Papandayan Jazz Fest tahun ini digelar selama 3 hari berturut-turut, dimulai hari ini hingga Sabtu, 6 Oktober 2018.

Di hari Kamis, 4 Oktober 2018 ini rangkaian The Papandayan Jazz Fest 2018 dibuka mulai pukul 2 siang di Mirten Lounge – The Papandayan dengan penampilan dari New Blood yang terdiri 5 musisi muda berbakat yakni Anjuan Julio pada gitar, Ezra Manuhutu pada bass, Sugih Gumilang pada drum, Jason Limanjaya pada keyboard dan philip manfred pada saksofon.

Penampilan Madame & Toean pun tak kalah seru, band asal bandung ini mengusung gypsy jazz dan lagu yang dinyanyikan didominasi dengan bahasa perancis, maka mereka juga menyebut tema band mereka sebagai jazz prancis dengan alunan musik bergaya vintage.

Madame & Toean

Di Tropical Garden dilanjutkan penampilan dari Marcomarche dan Jon Kastella pada pukul setengah 4 sore, dan dilanjutkan pada pukul 4 sore dengan penampilan dari 3 Generation of Jazz Guitar, yang terdiri dari Oele Pattiselanno, Tohpati dan Tio Alibasjah bertempat di TP Stage.

 

Marco Marche

 

 

3 Generation of Jazz Guitar

Pukul 7 malam, opening ceremony The Papandayan Jazz Fest dibuka dengan penabuhan perkusi oleh bapak Iwan Dharmawan selaku perwakilan Gubernur Jawa Barat bersama bapak Bobby Renaldy selaku General Manager The Papandayan dan ibu Marsella Sapardan selaku CEO PT. Citragraha Nugratama. Hadir pula para tamu VVIP dari Sesko TNI, Sesko AD, Pangdam III Siliwangi, Kepolisian Daerah Jabar, Pangkalan Angkatan Laut Bandung, dan Pimpinan BRI cabang Bandung.

Opening ceremony dilanjutkan dengan penampilan dari David Manuhutu Project, Didiet Violin Combo, dan ditutup dengan penampilan Gugun Blues Shelter yang sudah ditunggu-tunggu oleh para penonton yang hadir. Pada kesempatan ini Gugun Blues Shelter membawakan 10 lagu, diantaranya Solid Ground, May Way Back Home, Sweet Looking Woman, Set My Soul On Fire, Woman dan One Heavy Night. Penampilan Gugun Blues Shelter sukses memanaskan hari pertama The Papandayan Jazz Fest melalui permainan instrumen mereka yang penuh distorsi dan dikemas apik. Para penonton pun ikut menghentakan kaki disetiap lagu yang mereka bawakan.

Pada kesempatan ini The Papandayan menggandeng ID.M, event organizer dari kelompok bisnis Media Group dan 3 platform media: Metro TV, Media Indonesia, Medcom.id untuk lebih membuat pesta jazz ini spektakuler. Event ini pun di support oleh Bank BRI, Tiga Negeri Musik House, MLD SPOT dan Solahart. The Papandayan Jazz Fest pun turut didukung oleh beberapa media partner, yaitu Bisnis Indonesia, iNews TV, KLCBS, Radio B, Urban, K-Lite, MGT Radio, Raka, Sonora, Hardrock FM, Studio East dan Destinasi Bandung.

The Papandayan Jazz Fest juga menghadirkan 14 local booth di Pasar Jazz sebagai bentuk support The Papandayan kepada produk lokal, adapun local booth yang dapat anda kunjungi adalah Enka Art, Iffer, Sangkuriang, De’sound, Xusha, Elvira Miranda, Ariga.co, Ananda Collection, AZZA handmade, Rayleigh, Zafira hijab bandung, Testa, Cluclo dan Mojoworking.

The Papandayan Jazz Fest masih berlangsung hingga 6 Oktober 2018, dengan penampilan musisi-musisi hitz tanah air. Untuk dapat menikmati event ini anda cukup membayar dinner atau snack charge mulai dari Rp 150.000,-. Jadi tunggu apalagi jangan lewatkan The Papandayan Jazz Fest 2018 yang diselenggarakan di The Papandayan Hotel, Jl. Gatot Subroto no.83, Bandung.

Info dan reservasi klik www.thepapandayan.com/jazz-festival atau hubungi Uma – 0818 0999 7081.