Tag Archives: the papandayan jazz fest

Ardhito Pramono dan Kahitna Mengakhiri The Papandayan Jazz Fest 2023 dengan Gemilang

Bandung, 30 Oktober 2023 – The Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2023 ditutup dengan gemilang bersama penampilan tak terlupakan dari Ardhito Pramono dan legenda musik Indonesia, Kahitna feat Arsy Widianto.

Dalam penyelenggaraan tahun ini, TPJF menghadirkan enam panggung utama, termasuk Cimanuk Ballroom, Mirten Lounge, TP Stage, Tropical Garden, dan HB Grill Garden. Hari kedua dimulai dengan semaraknya program Music Clinic oleh Barry Likumahuwa, dengan materi “Rhythm & Groove”, diikuti oleh penampilan memukau dari pemenang ketiga The Papandayan International Online Jazz Competition (TPJC), One Rhythm Surabaya di panggung Cimanuk.

Panggung outdoor di HB Grill Garden tak kalah seru, dengan penampilan meriah dari Harra band asal Bandung, memainkan genre city pop era 1970-an dan 1980-an, di antaranya lagu “Jelajah Rasa” yang memikat para penonton.

Di panggung para maestro jazz, Mirten Lounge menghadirkan penampilan gemilang dari Gerald Situmorang & Abraham Song, Oele Pattiselano Jazz Era, Dwiki Darmawan Quitet feat Ivan Nestorman, serta penganugerahan penghargaan Lifetime Achievement Award untuk Idang Rasjidi. Penghargaan ini menjadi penghormatan istimewa dari TP Jazz kepada almarhum, yang tidak hanya dikenal sebagai musisi, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari keluarga besar TP Jazz. Idang Rasjidi memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan TP Jazz dan musik jazz di kota Bandung.

Barry Likumahuwa & The Rhythm Service tak kalah mengguncang panggung Suagi Grand Ballroom dengan penampilan energik yang disertai dengan saksofonis asal Bandung, Kenneth t Djaja. Mereka membuktikan bahwa jazz adalah genre yang tak mengenal batasan usia dan tetap bisa memikat seluruh generasi. Selain musik instrumental, Barry cs juga memukau penonton dengan vokal yang luar biasa dalam lagu-lagu seperti “Esok kan Masih Ada,” “So In Love,” hingga “Kau.”

Ardhito Pramono, penyanyi dan penulis lagu muda berbakat, menyusul dengan penampilan memukau setelah Barry Likumahuwa & The Rhythm Service. Vokalnya yang khas dan lagu-lagu penuh emosi berhasil menyentuh hati para penonton.

Panggung selanjutnya dikuasai oleh salah satu ikon musik Indonesia, Kahitna feat Arsy Widianto. Grup yang telah mengukir sejarah di dunia musik Indonesia dengan lagu-lagu abadi ini membawa suasana nostalgia dan kenangan manis bagi para penonton. Dengan aransemen musik khas dan vokal yang memukau, Kahitna berhasil mengajak semua orang untuk bernostalgia sejenak.

Penampilan spektakuler dari Ardhito Pramono dan Kahitna di TPJF 2023 adalah bukti kuat bahwa musik mereka tetap relevan dan dicintai oleh berbagai generasi. Para penggemar dari segala usia dapat menikmati penampilan penuh gairah dan makna dari keduanya.

“Bersama The Papandayan Jazz Fest 2023, kami berhasil memberikan pengalaman musik yang luar biasa bagi pecinta jazz di seluruh Indonesia. Kami bangga dapat mengakhiri acara ini dengan penampilan mengesankan dari Ardhito Pramono dan Kahitna. Semoga TPJF terus menjadi panggung bagi keindahan musik jazz,” ujar Bobby Renaldi, Pendiri TPJF.

Penutupan yang begitu luar biasa ini meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir. Antusiasme dan semangat para penonton mencerminkan betapa pentingnya festival ini dalam memperkaya dan memperluas apresiasi terhadap musik jazz di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut tentang The Papandayan Jazz Fest dan acara mendatang, kunjungi www.tpjazzfest.com atau ikuti social media @tpjazzfest.

Karimata Obati Rindu Para Penggemarnya di The Papandayan Jazz Fest 2023 Hari Pertama

Bandung, 28 Oktober 2023 – The Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2023 telah resmi dimulai, dengan ratusan penonton memadati area festival sejak pukul 13.00. Acara dimulai dengan penuh semangat bersama Music Clinic yang dipimpin oleh Sri Hanuraga di panggung TP Stage. Para peserta diajak untuk mendalami lebih dalam dasar-dasar jazz, strategi membangun solo yang memukau, dan pola latihan yang komprehensif.

TPJF tahun ini menampilkan enam panggung utama, termasuk Cimanuk Ballroom, Mirten Lounge, TP Stage, Tropical Garden, dan HB Grill Garden. Pada Panggung Mirten Lounge, Pianis Robert Mulyarahardja membuka acara dengan penampilan yang memukau. Sementara di panggung HB Grill Garden, Song bersaudara – Kelapa Muda, pemenang pertama The Papandayan International Online Jazz Competition 2021, menyajikan penampilan yang tak kalah menarik.

Tidak hanya itu, panggung Tropical Garden juga menampilkan Aneka Nada Selekta, duo DJ yang memutar beragam lagu nostalgia dengan suara mengalun dari perangkat audio dan piringan hitam. Mereka memainkan genre musik Disco, Rare Groove, dan City Pop di tengah-tengah pepohonan rindang dan air terjun, menciptakan suasana santai yang dilengkapi dengan bean bag untuk para pengunjung.

Suasana semakin meriah di sore hari dengan penampilan istimewa dari Special Project KSP x Wachdach di Suagi Grand Ballroom. Kolaborasi unik antara KSP dan Wachdach, dua band legendaris asal Bandung sejak tahun 1978, menghadirkan 24 musisi bersatu dalam satu panggung.

KSP X WACHDACH TPJF 2023 1

Tentu saja, penampilan yang paling dinantikan adalah dari legenda jazz Indonesia, Karimata. Mereka tampil dengan gemilang, membawa penonton dalam pengalaman musik yang luar biasa. Candra Darusman bersinar bersama Aminoto Kosin, Budhi Haryono, Indro Harjodikoro, Dony Koeswinarno, dan Kharis. Grup ini juga menghadirkan kolaborasi istimewa dengan musisi asal Bandung, Agis Kania, dan Eq Puradiredja yang membawakan lagu “Hari ini Milik Kita”. Penampilan memukau ini membuat penonton terbuai oleh alunan lagu jazz Karimata, termasuk hits seperti “Relief” dan “Cinderamata”.

Hari pertama TPJF ditutup dengan penampilan mengagumkan dari Maliq & D’Essentials. Ballroom Suagi dipenuhi oleh para penggemar yang menyanyikan lagu-lagu hits seperti Senja Teduh Pelita, Dia, Memori, dan lainnya bersama Angga cs selama satu jam penuh.

TPJF hari pertama juga menampilkan sejumlah musisi hebat seperti Art of Tree, Bintang Indrianto Project, Kevin Yosua, Aneka Nada Selekta, Sri Hanuraga trio, Shhibuea & Sshhocial Klabb, Teza Sumendra Feat Faye Risakota, dan penampilan istimewa dari Sekolah Tinggi Musik Bandung.

Tentang The Papandayan Jazz Fest

The Papandayan Jazz Fest merupakan perayaan tahunan musik jazz yang diselenggarakan di Hotel The Papandayan Bandung . Sejak awal penyelenggaraannya di tahun 2015, festival ini berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya musik jazz yang kaya, sambil memberikan wadah bagi para seniman muda maupun yang berpengalaman untuk memamerkan talenta mereka. Dengan campuran yang dinamis antara pertunjukan, lokakarya, dan sesi interaktif, The Papandayan Jazz Fest menawarkan pengalaman unik bagi para penggemar musik dari berbagai tingkatan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.tpjazzfest.com

Komitmen dan Konsistensi The Papandayan Jazz Fest dalam Membangun Ekosistem Musik Jazz di Bandung

Bandung, 17 Oktober 2023 –The Papandayan Jazz Fest (TPJF) telah memasuki tahun ke-8 penyelenggaraannya,tahun ini TPJF akan diselenggarakan pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2023,di The Papandayan Hotel Bandung.

Para pecinta musik akan dapat menyaksikan penampilan dari 200 musisi, 50 artis dalam negeri, dalam lebih dari 50 pertunjukan, antara lain musisi yang akan tampil adalah Barry Likumahuwa & The Rhythm Service, Karimata, Ardhito Pramono, Kahitna feat Arsy Widianto, Dwiki Dharmawan, KSP x Wachdach (special project), Gerald Situmorang, Sarah n’ Soul, art Of Tree, Teza Sumendra, Oele Patiselano, dan banyak lagi.

TPJF lahir dari semangat untuk memajukan dan mengangkat musik jazz di Bandung. Di awal pendiriannya TPJF di inisiasi oleh Bobby Renaldi, Harry Pocang dan Vence Manuhutu yang tergabung dalam TP Jazz Management yang memiliki dedikasi tinggi terhadap musik jazz, dengan tujuan menciptakan wadah bagi para musisi jazz lokal untuk berkarya dan berkolaborasi, sehingga mendorong terbentuklah sebuah ekosistem musik yang baik sekaligus turut memajukan industri musik tanah air khususnya di Bandung hingga tingkat internasional.

The Papandayan Jazz Fest juga mengedepankan pendidikan di dalam komunitasnya dengan menyajikan Music Clinic di setiap festivalnya. Tahun ini, Music Clinic diisi oleh pemateri Sri Hanuraga dan Barry Likumahua dengan tema“Basic Jazz Vocabulary” dan “Rhythm & Groove”. Melalui workshop dan kelas musik, festival ini bekerjasama dengan beberapa sekolah dan universitas jurusan seni musik dengan menfasiltasi murid-murid danparamahasiswanya untuk dapat mengikuti materi music clinic secara gratis, sekaligusmemberikan kesempatan bagi masyarakat umum yang memiliki ketertarikan mempelajari lebih dalam lagitentang musik jazz dan mengembangkan keterampilan mereka.

Komitmen dan konsistensi TP Jazz Management diwujudkan melalui perwujudan program penampilan music mingguan TP Jazz Weekend, program konser music tri-wulan Road to TPJF, program tahunan TP Jazz International Online Competition serta pemanfaatan panggung music berkualitas tinggi yaitu TP Stage hingga program pesta music jazz tahunan The Papandayan Jazz Fest dalam membangun komunitas musik jazz di Bandung telah menjadi tonggak penting dalam perkembangan musik jazz di kota ini.  Selain itu dalam setiap penyelenggaraannya,  TPJF memberikan penghargaan bagi para musisi jazz yang telah berjasa besar pada pengembangan music jazz di tanah air. Festival ini memberikan apresiasi penghargaan ‘LifetimeAchievement Award’ bagi tokoh-tokoh musisi yang telah memiliki peran dankontribusi besar dalam perkembangan musik di tanah air khususnya musik Jazz.

TPJF 2023 juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, sepertiberkolabrasi beberapa komunitas kreatifseperti : Titik Kumpul,Musik Halaman,Ruang Putih, dan USBP,bahkan TPJF juga berkolaborasi dengan para pengusaha alat musik seperti Tiga Negeri Music House, dan pelaku industri musik lainnya, kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong perkembangan industri kreatif khususnya sub sektor musik di kota Bandung.

Dengan menyelenggarakan acara secara rutin, The Papandayan Jazz Fest juga dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi kota Bandung. Hotel, restoran, dan berbagai usaha kecil, salah satunya dengan memfasilitasi para pelaku UMKM di kota Bandung untuk berpartisipasi mengisistand/booth yang telah disiapkan oleh TPJF agar semua pihak dapat  turut merasakan manfaat dari kunjungan ribuan penggemar musik yang datang untuk menikmati festival.

The Papandayan Jazz Fest telah menunjukkan komitmennya dengan mengadakan festival secara rutin setiap tahunnya. Hal ini memberikan prediktabilitas bagi para pecinta jazz di Bandung dan menciptakan momentum yang selalu dinantikan.

Diselenggarakannya kembali The Papandayan Jazz Festival 2023 yang ke-8 inimembuktikan bahwa musik jazz memiliki tempat yang kuat di hati masyarakat Bandung. The Papandayan Jazz Fest bukan sekadar festival, tetapi juga merupakan gerbong penting dalam mempertahankan dan mengembangkan kualitas dan industri musik jazz di Indonesia, khususnya di Bandung.

 

TPJF Menghadiahkan Lifetime Achievement Award untuk Idang Rasjidi

Lifetime achievement Idang Rasjidi

Bandung, 29 Oktober 2023 – The Papandayan Jazz Fest (TPJF) terus menghargai dedikasi para musisi jazz yang telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan musik jazz di Indonesia. Kali ini, TPJF memberikan apresiasi dalam bentuk ‘Lifetime Achievement Award’ kepada tokoh musik jazz terkemuka yang telah memainkan peran penting dalam memajukan musik di tanah air.

Penerima penghargaan tahun ini adalah Idang Rasjidi, seorang virtuoso jazz yang dikenal karena keahliannya dalam memainkan piano. Ia mampu menghadirkan piano sebagai suara utama sementara vokalnya menggambarkan suara berbagai alat musik seperti trumpet, trombone, dan perkusi.

Seringkali tampil di panggung TP Jazz, dari program mingguan TP Jazz Weekend, Road to TPJF, hingga festival tahunan TPJF, Idang Rasjidi telah memberikan kontribusi berarti terhadap musik jazz di Indonesia. Selain sebagai musisi, Idang Rasjidi juga dianggap sebagai bagian dari keluarga besar TP Jazz, membuat penghargaan ini menjadi penghormatan istimewa dari TP Jazz kepada almarhum yang turut memberikan dukungan besar terhadap perkembangan TP Jazz dan musik jazz di kota Bandung.

Penghargaan ini secara emosional diterima oleh anak sulung Idang, Shadu Rasjidi. Saat momen penyerahan penghargaan, Shadu berbagi, “Saya yakin bahwa ini bukan hanya sebuah penghargaan semata, melainkan juga sebuah bentuk kasih sayang dan cinta yang tulus untuk ayah saya. Dari lubuk hati yang terdalam, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada keluarga TP Jazz Fest. Semoga semangat ayahku akan selalu hidup di hati kita semua.”

Tentang The Papandayan Jazz Fest

The Papandayan Jazz Fest merupakan perayaan tahunan musik jazz yang diselenggarakan di Hotel The Papandayan Bandung . Sejak awal penyelenggaraannya di tahun 2015, festival ini berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya musik jazz yang kaya, sambil memberikan wadah bagi para seniman muda maupun yang berpengalaman untuk memamerkan talenta mereka. Dengan campuran yang dinamis antara pertunjukan, lokakarya, dan sesi interaktif, The Papandayan Jazz Fest menawarkan pengalaman unik bagi para penggemar musik dari berbagai tingkatan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.tpjazzfest.com

 

Suasana Meriah di The Papandayan Jazz Fest Bersama Special Project KSP x Wachdach

KSP X WACHDACH TPJF 2023 1

Bandung, 28 Oktober 2023 — Suasana sore semakin meriah di The Papandayan Jazz Fest, terutama dengan penampilan istimewa yang hanya dapat dinikmati di TPJF, yaitu Special Project KSP x Wachdach yang berlangsung di Suagi Grand Ballroom. KSP dan Wachdach, band legendaris asal Bandung yang telah memulai perjalanan musiknya sejak tahun 1978, menyajikan kolaborasi eksklusif ini di TPJF, menghadirkan 24 musisi bersatu dalam satu panggung.

WACHDACH TPJF 2023 1

Pertunjukan dibuka dengan gemilang oleh Wachdach dengan lagu “You’ll Never Find”. Kang Erlan cs membawa semangat dan energi yang tak kalah memukau seperti para musisi muda. Setelah menghadirkan delapan lagu, giliran KSP memegang kendali panggung dengan lagu pembuka “In The Stone”.

Di tengah penampilan mereka, KSP memberikan tribute kepada Martin Saba (Vokalis) dan Ivan Imran Indramsyah (Trombon) yang telah berpulang beberapa tahun lalu, menciptakan suasana yang begitu syahdu dan membiarkan penonton terhanyut dalam balada berjudul “After The Love is Gone”.

Dan yang dinanti-nanti,  pengunjung dengan penuh antusias menantikan momen di mana kedua band ini membawakan lagu bersama-sama. Panggung dipenuhi oleh 24 musisi legendaris Bandung tersebut, sementara pengunjung ikut serta menari bersama irama lagu saat mereka membawakan “Let Your Feel Show” dan “Sistem of Survival”.

 

Tentang The Papandayan Jazz Fest

The Papandayan Jazz Fest merupakan perayaan tahunan musik jazz yang diselenggarakan di Hotel The Papandayan Bandung . Sejak awal penyelenggaraannya di tahun 2015, festival ini berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya musik jazz yang kaya, sambil memberikan wadah bagi para seniman muda maupun yang berpengalaman untuk memamerkan talenta mereka. Dengan campuran yang dinamis antara pertunjukan, lokakarya, dan sesi interaktif, The Papandayan Jazz Fest menawarkan pengalaman unik bagi para penggemar musik dari berbagai tingkatan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.tpjazzfest.com

The Papandayan Jazz Fest 2023 Suarakan Edukasi dan Inspirasi

Bandung, 28 Oktober 2023 — The Papandayan Jazz Fest 2023 tidak sekadar menghadirkan pertunjukan musik, tetapi juga memiliki komitmen terhadap pendidikan musik! Selama dua hari penyelenggaraannya, TPJF dibuka setiap harinya dengan program Music Clinic yang dipersembahkan oleh para musisi jazz terkemuka. Pada kali ini, Music Clinic dipimpin oleh Sri Hanuraga pada hari pertama dan Barry Likumahuwa pada hari kedua, yang membawakan materi bertajuk “Basic Jazz Vocabulary” & “Rhythm & Groove”. Bertempat di TP Stage Hotel The Papandayan, terlihat sejumlah mahasiswa musik turut memeriahkan sesi coaching clinic yang sarat informasi ini.

Dalam sesi yang dipimpin oleh Sri Hanuraga, para peserta diajak untuk lebih mendalami dasar-dasar jazz, strategi untuk membangun solo yang memukau, serta pola latihan yang komprehensif. Materi yang disajikan memberikan wawasan berharga tentang esensi musik jazz, memberikan pengetahuan praktis, dan memotivasi peserta untuk meningkatkan kualitas perjalanan musik mereka.

Sri Hanuraga Music Clinic TPJF

Berbeda dengan Sri Hanuraga, Barry Likumahuwa, seorang bassist, membawakan materi Rhythm & Groove yang menjelaskan bagaimana bass merupakan instrumen dasar yang memegang peran penting. Ia menyoroti bagaimana bass dapat dieksplorasi secara percussive, harmoni, dan melodi sambil mempraktikkan beberapa notasi kepada para peserta.

Music CIlinic Barry Likumahuwa TPJF

Music Clinic telah menjadi program tetap dan khas di TPJF, Bobby Renaldi Founder TP Jazz mengatakan “Tidak hanya sebuah program, Music Clinic adalah fondasi kuat dari komitmen mendalam manajemen TP Jazz terhadap pendidikan musik. Hal ini menjadi bukti nyata akan keinginan kami untuk membentuk ekosistem musik yang kokoh dan berkelanjutan di kota Bandung.”

Seiring berjalannya festival, para pengunjung dapat menantikan berbagai rangkaian acara, termasuk pertunjukan, pasar jazz, taman vynil, dan kolaborasi menarik yang dijamin akan memikat para pecinta jazz dari segala lapisan masyarakat.

 

Tentang The Papandayan Jazz Fest

The Papandayan Jazz Fest merupakan perayaan tahunan musik jazz yang diselenggarakan di Hotel The Papandayan Bandung . Sejak awal penyelenggaraannya di tahun 2015, festival ini berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya musik jazz yang kaya, sambil memberikan wadah bagi para seniman muda maupun yang berpengalaman untuk memamerkan talenta mereka. Dengan campuran yang dinamis antara pertunjukan, lokakarya, dan sesi interaktif, The Papandayan Jazz Fest menawarkan pengalaman unik bagi para penggemar musik dari berbagai tingkatan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.tpjazzfest.com

The Papandayan Jazz Festival 2021 Hadirkan Raisa, Slank Hingga Ardhito Pramono

Bandung, 17 November 2021 – The Papandayan Jazz Fest (TPJF), salah satu program musik jazz ikonik Indonesia yang selalu digelar rutin di The Papandayan Bandung, kembali hadir tahun ini. Sempat vakum tahun 2020 lalu dikarenakan pandemi, kini TPJF yang memiliki rekam jejak pertunjukan apik siap hadir secara online pada 11 & 12 Desember 2021 mengisi kerinduan pencinta musik jazz menyaksikan akrobat musikal secara live performance musisi jazz Indonesia dan mancanegara.

Saksikan  Grand Final kompetisi jazz dan festival TPJF 2021 secara virtual dengan penampilan band-band hasil seleksi ketat oleh tim juri berkompeten TP Jazz – International Jazz Competition.

TP Jazz – International Jazz Competition adalah kompetisi band jazz yang dilaksanakan secara virtual menggunakan platform Zoom conference dan social media untuk menemukan talenta jazz baru dan membantu mengenalkan musisi jazz baru Indonesia.

Selain penampilan finalis International Jazz Competition, TPJF juga akan dimeriahkan oleh musisi jazz terbaik tanah air seperti Raisa, Ardhito Pramono, Fariz RM, Kafin Sulthan, Nissan Fortz ,dan  New Blood.

Raisa

TPJF akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Desember & Minggu, 12 Desember 2021 mulai pukul 16.00. dan menyediakan tiga kategori tiket untuk para calon penonton. Kategori pertama adalah “2 Days Pass Access” yang seharga Rp. 91.212 dengan keuntungan dapat mengakses acara TPJF pada 11-12 Desember 2021 di layanan streaming GoPlay.

Selanjutnya terdapat kategori “Stay&Fest” seharga Rp 981.212. Dengan ini, para penonton mendapatkan paket menginap satu malam open date di The Papandayan Bandung dan juga tiket TPJF pada 11-12 Desember 2021 yang berlaku untuk 1 orang.

Kamar The Classic – The Papandayan

Kategori ketiga yakni Eat & Fest seharga Rp. 251.212, kategori ini para penonton akan mendapatkan satu open date voucher untuk Thematic Weekly Buffet di Pago Restaurant – The Papandayan dan juga tiket TPJF pada 11-12 Desember 2021 yang berlaku untuk 1 orang.

Menurut Tyagita R Hermawan Marketing Communications Manager Hotel The Papandayan, The Papandayan Jazz  Fest merupakan even tahunan, yang sudah berlangsung sejak tahun 2015 dan tahun ini merupakan yang ke enam kalinya dan pertama untuk Jazz Competition.

 Penampilan Krakatau pada TPJF 2019

“Tahun 2020 sempat ditiadakan karena pandemi, dan tahun ini kembali  diadakan dengan konsep virtual dikarenakan kondisi yang belum memungkinkan untuk mengadakan festival secara offline. DNA dari festival memang harus hadir secara fisik, dan TPJF sebagai brand identity The Papandayan harus beradaptasi dengan keadaan agar spiritnya tidak padam dan dengan mengusung tema “Jazz Enjoy It” festival ini bakal menjadi momen selebrasi dan ‘melting pot’ musisi dan peminat jazz untuk menikmati sajian musik secara online dimanapun di seluruh dunia.”

untuk Info lebih lanjut mengenai TPJF kunjungi situs www.thepapandayan.com, www.loket.com atau di layanan GoTix.

 

Sekilas mengenai TP Jazz Fest

TP Jazz  adalah program musik jazz yang didirikan oleh The Papandayan dan TP Jazz Manajemen, Program pertama TP Jazz adalah TP JAZZ WEEKEND yang diadakan setiap Jumat dan Minggu di 8:00-23:00 di mirten Lounge, The Papandayan Hotel Bandung.

 

Penampilan pertama diluncurkan pada tahun 2013 di The mirten Lounge. Setelah beberapa tahun menjalankan program, TP Jazz Weekend menjadi acara mingguan dan salah satu program hit di The Papandayan, pada tanggal 31 Oktober 2015, Walikota Bandung, Bapak Ridwan Kamil mengukuhkanbahwa The Papandayan Hotel merupakan “The Address of Jazz di Bandung.

 

Memenuhi permintaan yang semakin meningkatd an kepentingan dari musisi dan pecinta jazz, The Papandayan, Manajemen TP Jazz dan mitra media berkolaborasi dalam melakukan festival jazz pertama yaitu, TP Jazz Bandung Festival (TPJBF) pada bulan Oktober 2015. Di tahun ke 4 TP Jazz Bandung Festival berganti nama menjadi The Papandayan Jazz Fest dan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut.

 

Delapan Peserta Lolos ke Tahap Final TPJF International Online Jazz Competition

Bandung, 19 November 2021 – Proses penjurian babak semifinal TPJF International Online Jazz Competition telah selesai dilaksanakan secara offline pada 18 November 2021.  Berlokasi di Ballroom Cimanuk, Hotel The Papandayan Bandung, 8 peserta berhasil lolos ke babak terakhir kompetisi.

Dewan juri yang terdiri dari Dwiki Dharmawan, Eq Puradireja, Venche Manuhutu dan seniman senior Bandung, Hari Pochang hadir di Ballroom Cimanuk, sedangkan Ben Van Gelder hadir melalui aplikasi konferensi video  untuk bersama-sama memberikan penilaiannya kepada 16 semifinalis yang sudah mengirimkan video lagu bebas sebagai syarat untuk melaju ke babak selanjutnya.

Sedikit berbeda dari tahap penyisihan, selain dilaksanakan secara offline penjurian kali ini seluruh peserta diundang melalui aplikasi konferensi video untuk menyaksikan penjurian dan berinteraksi langsung dengan para dewan juri dalam memberikan komentar dan pendapatnya atas penampilan mereka di tahap ini.

Pengemasan pertunjukan yang apik, komposisi, konsep musik yang kreatip, dan elemen-elemen kejutan hampir ada pada sebagian besar penampilan peserta membuat para Juri cukup merasa kesulitan dan dibuat “pusing” dalam memberikan penilaian kepada 16 peserta yang banyak diantaranya didukung oleh pendidikan musik dari sekolah musik bergengsi tanah air dan luar negeri.

Seperti komentar Dwiki Dharmawan untuk peserta trio asal Jakarta Empty dalam membawakan lagu Black Hole Sun dari band asal Amerika Serikat Soundgarden, menurutnya “Tidak banyak musisi harmonika saat ini di Indonesia, konsep musik kalian membawa warna yang berbeda dari peserta lain, very well concepted, dan tasteful!”

Berbeda dari Dwiki, Venche Manuhutu terharu dengan penampilan N.A.D Project, trio asal Bandung yang digawangi oleh Nadine Anisa, pianist berusia 15 tahun dan peserta termuda di kompetisi ini. Menurutnya kerja keras Nadine dalam belajar dan berlatih piano sejak kecil kini membuahkan hasil, Nadine mampu leading the band, artikulasi dan improvisasi sangat jelas dan very skillful! Eq Puradiredja menambahkan agar menjadikan skill bermusiknya sebagai karir di masa depan.

N.A.D PROJECT

N.A.D PROJECT

Berikut nama peserta yang lolos untuk masuk ke tahap semifinal dengan urutan berdasarkan nilai akumulasi tertinggi, Kelapa Muda, Rit Xu Group, Empty, GBK, Rocket House, , East Side Sextet, Little Hope, dan N.A.D Project.

Selanjutnya para peserta akan memasuki tahap final yang akan dimulai dari tanggal 20 November 2021 dengan ketentuan 8 finalis harus mengirimkan video 1 ciptaan sendiri yang diaransemen jazz. Penjurian final akan dilaksanakan secara offline di The Papandayan pada tanggal 11 December 2021, dimana para juri akan menentukan pemenang TPJF International Online Jazz Competition 2021.

International Jazz Competition adalah kompetisi band jazz yang dilaksanakan secara virtual menggunakan platform Zoom conference dan social media untuk menemukan talenta jazz baru dan membantu mengenalkan musisi jazz baru Indonesia.

Kompetisi ini merupakan rangkaian acara Road to TPJF 2021 yang terdiri dari 3 babak, yaitu penyisihan, semifinal dan grand final. Di babak pamungkas ini, akan dipilih 4 band terbaik (Juara 1, Juara 2, Juara 3 dan Juara Favorit) yang diumumkan pada saat TPJF 2021 di bulan Desember.

Selain berkesempatan tampil di TPJF 2021, pemenang juga akan memperebutkan total grand prize 80 juta Rupiah. Untuk TPJF 2021, acara akan berlangsung live dari Grand Studio Metro TV selama 2 hari berturut-turut dan dimeriahkan oleh banyak musisi lintas genre dan generasi.

Check TPJF Participant video performance here

Enam Belas Peserta Kompetisi TPJF Lolos ke Tahap Semifinal

16 Semifinalist TPJF

16 Semifinalist TPJF

Bandung, 22 Oktober 2021 – TPJF International Online Jazz Competition kini memasuki babak semifinal! Pendaftaran kompetisi yang dimulai dari tanggal 1 Agustus sampai dengan 10 Oktober 2021 tercatat ada 32 pendaftar dan  yang lolos kualifikasi untuk penjurian tahap penyisihan adalah sebanyak 28 peserta.

Penjurian babak penyisihan telah dilakukan mulai tanggal 12 Oktober hingga 15 Oktober 2021, dan setelah melalui proses penyeleksian yang cukup ketat oleh dewan juri yang terdiri dari Saksofonis asal Belanda Ben Van Gelder, Dwiki Dharmawan, Eq Puradireja, Venche Manuhutu dan seniman senior Bandung, Hari Pochang,  panitia TPJF telah menerima hasil penilaian dari seluruh dewan juri dengan hasil 16 peserta lolos untuk masuk ke tahap semifinal dan 12 peserta tereliminasi.

Berikut nama peserta yang lolos untuk masuk ke tahap semifinal dengan urutan berdasarkan nilai akumulasi tertinggi, Empty, GBK, Rit Xu Group, Jazziner, Rocket House, The Apostles, Magnitudo, Kelapa Muda, Gamong Collective (feat. Daniel Dyonisius & Tukang Tabuh), , Little Hope, D’Coocoo’s, East Side Sextet, N.A.D Project, To the Band, Stan Fill, dan The Intersaxtion.

Dari 16 Semifinalis yang masuk ke babak selanjutnya, 3 peserta band merupakan warga negara Singapura, Amerika Serikat dan Inggris. Dan sesuai dengan harapan para dewan juri, para peserta memberikan “wow factor”, serta pengemasan pertunjukan mereka dilakukan secara apik dengan aransemen yang sangat kreatif, unik dengan sentuhan Jazztronics, rock, dan etnik,  diluar penilaian utama yakni Improvisasi, harmonisasi, dan interpretasi membuat para dewan juri cukup sulit menentukan semifinalis.

Eq Puradiredja memberikan komentarnya untuk Band asal Bandung, Stan Fill “Duo unik keys & Drums, Jazztronics, Fresh & Edgy, bold Statement”. Selain Stan Fill, Rit Xu Group, peserta asal Singapura mencuri perhatian para juri, Venche Manuhutu mengatakan “Band ini smooth banget, very skillful, sophisticated, tasteful & berwawasan”, Hary Pochang menambahkan kalau band ini menjadi pesaing ketat bagi peserta band lainnya karena permainan serulingnya yang excellent.

Rit_Xu_Group

Rit Xu Group – Singapore

Berbeda dengan EQ, Venche dan Pochang, Ben Van Gelder memberikan komentarnya untuk band asal Bandar Lampung, Kelapa Muda, menurutnya band remaja ini  mempunyai “ nice rockish approach to the song”.

Kelapa Muda

Kelapa Muda – Bandar Lampung

Sudah menjadi ciri khas Dwiki Dharmawan mengangkat kebudayaan Indonesia dalam musiknya Dwiki pun kerap berkolaborasi dengan musisi lokal sekaligus memperkenalkan musisi-musisi daerah. Pada kompetisi ini Gamong Collective (feat. Daniel Dyonisius & Tukang Tabuh) menjadi band yang pertama dikomentarinya, menurutnya eksplorasi Jazz dan gambang kromong yang unik, Dwiki sangat mengapresiasi perpaduannya.

Gamong_Collective

Gamong Collective (feat. Daniel Dyonisius & Tukang Tabuh) – Jakarta & London

Selanjutnya para peserta akan memasuki tahap semifinal yang akan dimulai dari tanggal 23 Oktober 2021 hingga  10 November 2021, dengan ketentuan 16 semifinalis harus mengirimkan video 1 lagu bebas yang diaransemen jazz. Penjurian semifinal akan dilaksanakan secara offline di The Papandayan pada tanggal 18 november 2021, dimana para juri akan menentukan 8 peserta untuk melaju ke babak final.

International Jazz Competition adalah kompetisi band jazz yang dilaksanakan secara virtual menggunakan platform Zoom conference dan social media untuk menemukan talenta jazz baru dan membantu mengenalkan musisi jazz baru Indonesia.

Kompetisi ini merupakan rangkaian acara Road to TPJF 2021 yang terdiri dari 3 babak, yaitu penyisihan, semifinal dan grand final. Di babak pamungkas ini, akan dipilih 4 band terbaik (Juara 1, Juara 2, Juara 3 dan Juara Favorit) yang diumumkan pada saat TPJF 2021 di bulan Desember.

Selain berkesempatan tampil di TPJF 2021, pemenang juga akan memperebutkan total grand prize 80 juta Rupiah. Untuk TPJF 2021, acara akan berlangsung live dari Grand Studio Metro TV selama 2 hari berturut-turut dan dimeriahkan oleh banyak musisi lintas genre dan generasi.